ANCAMAN DAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA BANK BCA KELOMPOK 4


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pada zaman yang semakin modern sistem informasi selalu berada dalam kerentanan penyalahgunaan oleh pihak lain yang mampu menembus beberapa tingkatan pengamanan yang ada dalam sebuah sistem. Selalu saja ada kejahatan yang terjadi dalam penyalahgunaan sistem informasi. Dewasa ini seiring berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya dalam teknologi informasi menyebabkan banyak cara yang muncul dalam membobol suatu sistem informasi milik orang lain.
Dalam hal ini dibutuhkan perlindungan dalam suatu sistem informasi. Laudon menuliskan bahwa pengamanan adalah merujuk kepada kebijakan, prosedur, dan pengukuran teknik yang digunakan untuk mencegah akses yang tidak sah, penggantian, pencurian, atau kerusakan fisik pada sistem informasi. Sedangkan pengendalian terdiri atas semua metode, kebijakan, dan prosedur organisasi yang menjamin keselamatan aset-aset organisasi, ketepatan, dan keandalan catatan rekeningnya serta kepatuhan operasional pada standar-standar manajemen.
Sistem informasi harus memiliki pengamanan dan pengendalian agar tidak terjadi pencurian dan penyalahgunaan terhadap data dari suatu sistem informasi yang dapat menyebabkan kerugian bagi seseorang. Dengan adanya pengamanan dan pengendalian tentu akan meminimalisir terjadinya penyalahgunaan yang dimiliki oleh seseorang.
Keamanan sistem informasi pada saat ini telah banyak dibangun oleh para kelompok analis dan programmer namun pada akhirnya ditinggalkan oleh para pemakainya. Hal tersebut terjadi karena sistem yang dibangun lebih berorientasi pada pembuatnya sehingga berakibat sistem yang dipakai sulit untuk digunakan atau kurang user friendly bagi pemakai, sistem kurang interaktif dan kurang memberi rasa nyaman bagi pemakai, sistem sulit dipahami interface dari sistem menu dan tata letak kurang memperhatikan kebiasaan perilaku pemakai, sistem dirasa memaksa bagi pemakai dalam mengikuti prosedur yang dibangun sehingga sistem terasa kaku dan kurang dinamis, keamanan dari sistem informasi yang dibangun tidak terjamin. Hal-hal yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam membangun sebuah keamanan sistem informasi harus memiliki orientasi yang berbasis perspektif bagi pemakai bukan menjadi penghalang ataubahkan mempersulit dalam proses transaksi dan eksplorasi dalam pengambilan keputusan.
Terdapat banyak cara untuk mengamankan data maupun informasi pada sebuah sistem. Pengamanan data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : penecegahan dan pengobatan. Pencegahan dilakukan supaya data tidak rusak, hilang dan dicuri, sementara pengobatan dilakukan apabila data sudah terkena virus, sistem terkena worm, dan lubang keamanan  sudah diexploitasi. Keamanan sebuah informasi merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Masalah tersebut penting  karena jika sebuah informasi dapat di akses oleh orang yang tidak berhak atau tidak bertanggung jawab,maka keakuratan informasi tersebut akan diragukan, bahkan akan menjadi sebuah informasi yang menyesatkan
1.2. Rumusan masalah
1.      Penjelasan tentang SIM
2.      Apa saja ancaman dalam sistem informasi?
3.      Resiko-resiko sistem informasi yang ada pada Bank
4.      Sistem pengamanan dalam Bank BCA
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penjelasan Keamanan SIM
Keamanan Informasi atau Information Security adalah proteksi peralatan computer, fasilitas, data, dan informasi, baik computer maupun non-komputer dari penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak terotorisasi/ tidak berwenang.
Sistem keamanan informasi (information security) memiliki empat tujuan yang sangat mendasar adalah:
a)      Kerahasiaan (Confidentiality).
Informasi pada sistem komputer terjamin kerahasiaannya, hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang diotorisasi, keutuhan serta konsistensi data pada sistem tersebut tetap terjaga. Sehingga upaya orang-orang yang ingin
mencuri informasi tersebut akan sia-sia.

b)      Ketersediaan (Availability).
Menjamin pengguna yang sah untuk selalu dapat mengakses informasi dan sumberdaya yang diotorisasi. Untuk memastikan bahwa orang-orang yang memang berhak untuk mengakses informasi yang memang menjadi haknya.
c)      Integritas (Integrity)
Menjamin konsistensi dan menjamin data tersebut sesuai dengan aslinya, sehingga upaya orang lain yang berusaha merubah data akan segera dapat diketahui.

d)       Penggunaan yang sah (Legitimate Use).
Menjamin kepastian bahwa sumberdaya tidak dapat digunakan oleh orang yang tidak berhak.


2.2 Manajemen Keamanan Informasi (Information Security Management)
           
Merupakan aktivitas untuk menjaga agar sumber daya informasi tetap aman.Manajemen tidak hanya diharapkan untuk menjaga  sumber daya informasi aman, namun juga diharapkan untuk menjaga perusahaan tersebut agar tetap berfungsi setelah suatu bencana atau jebolnya sistem keamanan.




Tahapannya yaitu:
1.      Mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber daya informasi     perusahaa
2.      Mendefinisikan risiko yang dapat disebabkan oleh ancaman-ancaman tersebut.
3.      Menentukan kebijakan keamanan informasi.
4.      Mengimplementasikan pengendalian untuk mengatasi risiko-risiko tersebut

Strategi dalam ISM:
1.   Manajemen Risiko (Risk Management)
Dibuat Untuk menggambarkan pendekatan dimana tingkat keamanan sumber daya informasi  perusahaan dibandingkan dengan risiko yang dihadapinya.
2.   Tolak Ukur
Adalah tingkat keamanan yang disarankan dalam keadaan normal harus memberikan perlindungan yang cukup terhadap gangguan yang tidak terotorisasi.

2.2. Ancaman sistem informasi
Masalah keamanan dalam sistem informasi Ancaman terhadap system informasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu ancaman aktif dan ancaman pasif.
                          
A . Ancaman aktif mencakup:

1.      Pencurian data
Jika informasi penting yang terdapat dalam databasedapat diakses oleh orang yang tidak berwenang maka hasilnya dapat kehilangan informasi atau uang. Misalnya, mata-mata industri dapat memperoleh informasi persaingan yang berharga, penjahat komputer dapat mencuri uang bank.

2.      Penggunaan sistem secara ilegal
Orang yang tidak berhak mengakses informasi pada suatu sistem yang bukan menjadi hak-nya, dapat mengakses sistem tersebut. Penjahat komputer jenis ini umumnya adalah hacker yaitu orang yang suka menembus sistem keamanan dengan tujuan mendapatkan data atau informasi penting yang diperlukan, memperoleh akses ke sistem telepon, dan membuat sambungan telepon jarak jauh secara tidak sah.



3.       Penghancuran data secara ilegal
Orang yang dapat merusak atau menghancurkan data atau informasi dan membuat berhentinya suatu sistem operasi komputer. Penjahat komputer ini tidak perluberada ditempat kejadian. Ia dapat masuk melalui jaringan komputer dari suatu terminal dan menyebabkan kerusakan pada semua sistem dan hilangnya data atau informasi penting. Penjahat komputer jenis ini umumnya disebut sebagai cracker yaitu penjebol sistem komputer yang bertujuan melakukan pencurian data atau merusak sistem.


4.      Modifikasi secara ilegal
Perubahan-perubahan pada data atau informasi dan perangkat lunak secara tidak disadari. Jenis modifikasi yang membuat pemilik sistem menjadi bingung karena adanya perubahan pada data dan perangkat lunak disebabkan oleh progam aplikasi yang merusak (malicious software). Program aplikasi yang dapat merusak tersebut terdiri  dari program lengkap atau segemen kode yang melaksanakan fungsi yang tidak dikehendaki oleh pemilik sistem. Fungsi ini dapat menghapus file atau menyebabkan system terhenti. Jenis aplikasi yang dapat merusak data atau perangkat lunak yang paling populer adalah virus.

B . Ancaman pasif mencakup:

1.      Kegagalan sistem
Kegagalan sistem atau kegagalan software dan hardware dapat menyebabkan data tidak konsisten, transaksi tidak berjalan dengan lancar sehingga data menjadi tidak lengkap atau bahkan data menjadi rusak. Selain itu, tegangan listrik yang tidak stabil dapat membuat peralatan-peralatan menjadi rusak dan terbakar.

2.      Kesalahan manusia
Kesalahan pengoperasian sistem yang dilakukan oleh manusia dapat mengancam integritas sistem dan data.

3.      Bencana alam
Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran,hujan badai merupakan faktor yang tidak terduga yang dapat mengancam sistem informasi sehingga mengakibatkan sumber daya pendukung sistem informasi menjadi Luluh lantah dalam waktu yang singkat


2.3. Resiko-resiko sistem informasi pada Bank
a)      RESIKO DATA
Data merupakan sasaran utama yang dimanfaatkan pelaku kejahatan/hacker untuk mendapatkan informasi mengenai nasabah. Oleh sebab itu pelindungan data sangat di butuhkan oleh bank dengan cara enkripsi – enkripsi data tersebut.misalnya pada ATMdimana pejahat melakukan penyadapan nomor PIN dengan cara mengakses data yang sudah disimpan sebelumnya pada mesin ATM dan sebelum itu melakukan pembobolan terhadap server yang tersambung dengan komputer mesin ATM
.
b)      RESIKO SYSTEM APLIKASI
Sistem aplikasi merupakan sistem software aplikasi yang digunakan oleh bank dalam memberi fasilitas pada nasabah. Layanan yang dapat dilakukan oleh nasabah adalah transaksi. Disamping itu aplikasi dalam melayani nasabah. Dibutuhkan pula aplikasi keamanan data/informasi. Sehingga sistem aplikasi tidak mendapatkan bug/error yang dapat dimanfaatkan oleh hacker untuk masuk kesistem perbankan tersebut. Dan dapat mengambil informasi dari bank.

c)      RESIKO TEKNOLOGI
Teknologi sangat berpengaruh terhadap sistem aplikasi komputer yang digunakan oleh bank. Oleh sebab itu diperlukan teknologi yang dapat memberi keamanan sehingga terhindar dari tindakan kejahatan. Teknologi yang lama akan mudah dipelajari oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu dibutuhkan teknologi pendukung seperti kameradan mesin ATM yang memiliki sistem keamanan yang baik. selain itu mesin ATM juga harus sudah mempunyai standar internasional / ISO dan mendapatkan sertifikasi ISO.

d)      RESIKO FASILITAS
Fasilitas yang didapatkan nasabah sudah dapat bekerja dengan baik. nasabah dapat memahami fasilitas transaksi dan mengambil uang dengan nyaman. Diperlukan juga teknisi yang handal dalam memberi pengaturan terhadap fasilitas yang diberi oleh bank.








e)      RESIKO NASABAH
Pihak bank juga perlu memberi informasi mengenai cara agar tabungan nasabah tidak dibobol oleh penjahat.Seperti:
1)      Menjaga kerahasiaan PIN
2)      Memperhatikan Kondisi fisik ATM
3)      Menggunakan kartu ATM pada merchant yang bekerja sama dengan pihak perbangkan.
4)      Apabila terjadi alat yang mencurigakan yang tersambung kepada ATM. Lapor kepada pihak bank.
5)      Gunakan ATM yang aman lokasinya
Jangan mudah percaya dengan bantuan orang lain di lokasi sekitar ATM

2.4  Sistem pengaman pada Bank BCA
Hampir seluruh perbankan di Indonesia sekarang ini telah memberikan pelayanan  secara real time on line dalam bertransaksi. Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers.
2.5 Analisis Sistem Informasi Manajemen pada Bank BCA
Bank Cental Asia baru serius menggunakan teknologi informasi sekitar tahun 1989 dengan tujuan untuk membedakan pelayanan dengan bank lain. Untuk itu Bank Cental Asia harus menginvestasikan dana yang besar untuk membangun sistem informasinya. Dengan menggunakan VSAT, BCA mampu menghubungkan antar cabangnya secara on line. Produk  BCA yang selama ini memanfaatkan teknologi informasi meliputi telegraphic tansfer, mail transfer, ATM dan phone banking. Sampai tahun 1995 jumlah ATM BCA mencapai 500 unit. Hal ini berkat kemudahan yang selama ini ditawarkan BCA.
Sistem informasi BCA juga dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas cabang. Penjurnalan pembukuan sekarang dilakukan secara otomatis, begitu  juga pemindahan antar rekening. Dengan demikian pekerjaan para auditor menjadi lebih ringan. Kehadiran Local Area Network (LAN) digunakan untuk pendistribusian data entry dan pemrosesan transaksi. Pada hari-hari sibuk tak kurang dari 1 juta transaksi harus diproses. Sedangkan fasilitas e-mail digunakan untuk mempermudah komunikasi antar cabang. Pada masa sekarang agar suatu perusahaan tetap mampu survive di tengah jaman  yang terus menerus berubah secara cepat seperti sekarang ini, salah satu kata kuncinya  menurut Thurow (1997) adalah adaptif. Hal ini disebabkan perubahan jaman akan  membawa  pula perubahan pada sifat masyarakat dan tentu saja pada sifat dunia ekonomi secara  khusus.
Agar perusahaan mampu selalu adaptif terhadap perubahan yang muncul, maka perusahaan harus mempersiapkan diri terhadap berbagai kemungkinan yang dapat terjadi. Untuk itu perusahaan harus mempunyai berbagai data dan informasi tentang segala sesuatu yang ada di sekitar perusahaan. Dengan data-data yang ada tersebut, perusahaan dapat  membuat berbagai macam alternatif skenario strategi. Selanjutnya dengan pengolahan informasi yang terus menerus dari data yang masuk dari hari ke hari, perusahaan dapat melakukan analisis atas alternatif-alternatif skenarionya, untuk mencapai skenario terbaik bagi pelaksanaan kegiatan di waktu-waktu mendatang, demikian seterusnya. Hal seperti ini tentu saja memerlukan dukungan suatu sistem informasi yang baik.
E-Commerce pada Bank BCA
Pengguna internet di Indonesia dan di seluruh dunia dalam satu dasawarsa terakhir, mengalami perkembangan sangat pesat. Bahkan kini, internet telah menjadi sarana bisnis dan digunakan lebih dari 1,5 miliar orang di dunia. Pesatnya jumlah pengguna internet, memacu PT. Bank Central Asia.Tbk (BCA) meluncurkan E-Commerce BCA, yakni sebuah layanan pemrosesan transaksi online kartu kredit di website merchant BCA.
Layanan E-Commerce BCA dirancang untuk memenuhi kebutuhan para merchant dalam meningkatkan penjualan dan menggarap potensial market yang lebih luas. Melalui layanan E-Commerce BCA, para merchant dapat memiliki online payment processing menu pada website mereka serta dilengkapi layanan penyelesaian transaksi settlement. Untuk memberikan layanan E- Commerce ini, BCA didukung MasterCard internet Gateway Service (MiGS) sebagai payment gateway yang memberikan solusi pembayaran komprehensif. Pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan di website merchant dengan menggunakan kartu kredit MasterCard ataupun Visa, dapat diproses melalui fasilitas E-Commerce BCA.


E-Commerce BCA terlihat dari item pelayanan yang terdapat pada I-Banking bank BCA terdapat 10 Service yang bisa digunakan oleh nasabahnya, yaitu: Pembelian, Pembayaran, Transfer Dana, Informasi Rekening, Informasi Kartu Kredit, Informasi Lainnya, Status Transaksi, Historis Transaksi, Administrasi, dan E-mail.
Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi yang Dimiliki Bank BCA
Dengan klik BCA, menyediakan bagi individu maupun pemilik bisnis berbagai layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing melalui Internet. Sementara itu, bagi mereka yang selalu bepergian, disediakan jasa mobile banking melalui saluran-saluran m-BCA, SMS Top Up BCA, BCA by Phone dan Halo BCA. BCA telah mengembangkan infrastruktur broadband nirkabel untuk menjamin komunikasi data berkecepatan tinggi di antara kantor pusat dan kantor-kantor cabang..
Di tanggal 31 Maret 2010, para nasabah BCA dapat menghubungi 889 kantor cabang di seluruh Indonesia di samping dua kantor perwakilan di Hong Kong dan Singapura. Jasa-jasa khusus bagi pelanggan premium BCA Prioritas BCA juga tersedia di 130 kantor cabang. Di tingkat international, kami bekerja sama dengan lebih dari 1.831 bank koresponden di 108 negara guna menyediakan jasa-jasa seperti Perintah Pembayaran (Payment Order).
Intranet dan Ekstranet
Intarnet adalah jaringan komputer-komputer yang saling tersambung digunakan suatu sistem organisasi. Atau bisa dikatakan Intranet adalah LAN yang menggunakan standar komunikasi dan segala fasilitas Internet, diibaratkan berinternet dalam lingkungan lokal. umumnya juga terkoneksi ke Internet sehingga memungkinkan pertukaran informasi dan data dengan jaringan Intranet lainnya (Internetworking) melalui backbone Internet.
Ekstranet merupakan Penerapan teknologi internet dalam ruang lingkup beberapa perusahaan yang merupakan mitra satu sama lain, dengan kata lain Menghubungkan ke perusahaan partner dan supplier membutuhkan biaya yang tinggi dan tingkat kesulitan yang tinggi pula. Selain itu, dibutuhkan sering terjadi masalah dengan kompatibilitas device yang digunakan tiap perusahaan.
Penggunakan sistem informasi manajemen dalam operasional Bank BCA ini menghasilkan sesuatu yang positif demi kelangsungan berjalannya sistem perbankan, dampak positif tersebut diantaranya: Sistem informasi meningkatkan efisiensi dan produktivitas cabang, Memudahkan komunikasi antar cabang dengan adanya fasilitas E-mail, Layanan E-Commerce BCA berdampak positif bagi kebutuhan para merchant dalam meningkatkan penjualan dan menggarap potensial market yang lebih luas
Dengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya manusia yang sangat terlatih, BCA telah berhasil memperluas jaringannya baik jaringan konvensional maupun elektronis untuk memberikan pengalaman perbankan yang paling nyaman bagi para nasabah
Kemudahan Nasabah dalam Mengaksses informasi: Bank BCA telah memakai teknologi yang strategis, dan penggunaan teknologi yang canggih secara tepat telah menjadi unsur penting dalam kekuatan kompetitif Bank BCA. Dengan teknologi ini, Bank BCA mengupayakan kemudahan nasabah Bank BCA untuk mengakses informasi tentang apa saja mengenai Bank BCA, sehingga nasabah dengan mudahnya memperoleh informasi yang mereka ingnkan tersebut.
Dengan sistem intranet dan ekstranet yang diterapkan BCA. Sebagai contoh, melalui layanan I-Banking BCA atau melalui ATM BCA para nasabah dapat secara langsung membayar rekening listrik atau telepon tanpa harus mendatangi PLN atau pun Telkom.
Selain dampak positif, dampak negatif akan ditimbulkan oleh penggunaan SIM pada Bank BCA, ini biasanya terjadi diantaranya Bank BCA akan kehilangan kepercayaan dari para konsumen yang disebabkan karena berbagai macam, diantaranya penggunaan teknologi internet yang kerap dengan namanya pembobolan sistem oleh seorang hacker, pembobolan sistem informasi manajemen ini bisa berlangsung dan berdampak yang besar bagi perusahaan karena sumber-smber informasi penting telah dicuri,
Yang kedua, Bank BCA bisa kehilangan kepercayaan dari para pelangan karena kesalahan sistem pada website miliknya, biasanya karena website yang kurang diupdate atau karena gangguan sistem, sehingga konsumen akan kesulitan untuk mendapatkan informasi yang jelas serta up to date dari Bank BCA. Padahal informasi ini sangat penting untuk menarik para konsumen.
Yang terakhir dampak negatif dari penggunaan sistem informasi manajemen pada Bank BCA adalah kerugian yang tidak terduga, disebabkan oleh ganguan yang disebabkan secara sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik. Ekstranet merupakan Penerapan teknologi internet dalam ruang lingkup beberapa perusahaan yang merupakan mitra satu sama lain, dengan kata lain Menghubungkan ke perusahaan partner dan supplier membutuhkan biaya yang tinggi dan tingkat kesulitan yang tinggi pula. Selain itu, dibutuhkan sering terjadi masalah dengan kompatibilitas device yang digunakan tiap perusahaan, ini merupakan dampak negative yang ditimbulkan pada penggunaan system informasi manajemen pada Bank BCA.
2.6 Sistem Keamanan E-Banking pada Bank BCA

1.      Confidentiality
Aspek confidentiality memberi jaminan bahwa data-data tidak dapat disadap oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Serangan terhadap aspek ini adalah penyadapan nama account dan PIN dari pengguna Internet Banking. Penyadapan dapat dilakukan pada sisi terminal (komputer) yang digunakan oleh nasabah atau pada Jaringan (network menghindari adanya fraud yang dilakukan dari dalam (internal).

2.       Integrity
 Aspek integrity menjamin integritas data, dimana data tidak boleh berubah atau diubah oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Salah satu cara untuk memproteksi hal ini adalah dengan menggunakan checksum, signature, atau certificate. Mekanisme signature akan dapat mendeteksi adanya perubahan terhadap data. Selain pendeteksian (dengan menggunakan checksum, misalnya) pengamanan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan mekanisme logging (pencatatan) yang ekstensif sehingga jika terjadi masalah dapat dilakukan proses mundur (rollback).

3.            Authentication
Authentication digunakan untuk meyakinkan orang yang mengakses servis dan juga server (web) yang memberikan servis. Mekanisme yang umum digunakan untuk melakukan authentication di sisi pengguna biasanya terkait dengan:MNJ
• Sesuatu yang dimiliki (misalnya kartu ATM, chipcard)
• Sesuatu yang diketahui (misalnya userid, password, PIN, TIN)
• Sesuatu yang menjadi bagian dari kita (misalnya sidik jari, iris mata)
Salah satu kesulitan melakukan authentication adalah biasanya kita hanya) yang mengantarkan data dari sisi nasabah ke penyedia jasa Internet Banking. Penyadapan di sisi komputer dapat dilakukan dengan memasang program keylogger yang dapat mencatat kunci yang diketikkan oleh pengguna. Penggunaan keylogger ini tidak terpengaruh oleh pengamanan di sisi jaringan karena apa yang diketikkan oleh nasabah (sebelum terenkripsi) tercatat dalam sebuah berkas. Penyadapan di sisi jaringan dapat dilakukan dengan memasang program sniffer yang dapat menyadap data-data yang dikirimkan melalui jaringan Internet. Pengamanan di sisi network dilakukan dengan menggunakan enkripsi. Teknologi yang umum digunakan adalah Secure Socket Layer (SSL) dengan panjang kunci 128 bit
Pengamanan di sisi komputer yang digunakan nasabah sedikit lebih kompleks. Hal ini disebabkan banyaknya kombinasi dari lingkungan nasabah. Jika nasabah mengakses Internet Banking dari tempat yang dia tidak kenal atau yang meragukan integritasnya seperti misalnya warnet yang tidak jelas, maka kemungkinan penyadapan di sisi terminal dapat terjadi.
Untuk itu perlu disosialisasikan untuk memperhatikan tempat dimana nasabah mengakses Internet Banking. Penggunaan key yang berubah-ubah pada setiap sesi transaksi (misalnya dengan menggunakan token generator) dapat menolong. Namun hal ini sering menimbulkan ketidaknyamanan.Sisi back-end dari bank sendiri harus diamankan dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN) antara kantor pusat dan kantor cabang. Hal ini dilakukan untuk  menggunakan userid/account number dan password/PIN. Keduanya hanya mencakup satu hal saja (yang diketahui) dan mudah disadap. Pembahasan cara pengamanan hal ini ada pada bagian lain. Sementara itu mekanisme untuk menunjukkan keaslian server (situs) adalah dengan digital certificate. Sering kali hal ini terlupakan dan sudah terjadi kasus di Indonesia dengan situs palsu “kilkbca.com”. Situs palsu akan memiliki sertifikat yang berbeda dengan situs Internet Banking yang asli.

4.      Non-repudiation
Aspek nonrepudiation menjamin bahwa jika nasabah melakukan transaksi maka dia tidak dapat menolak telah melakukan transaksi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan digital signature yang diberikan oleh kripto kunci publik (public key cryptosystem). Mekanisme konfirmasi (misal melalui telepon) juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi kasus. Penggunaan logging yang ekstensif juga dapat mendeteksi adanya masalah. Seringkali logging tidak dilakukan secara ekstensif sehingga menyulitkan pelacakan jika terjadi masalah. (Akses dari nomor IP berapa? Terminal yang mana? Jam berapa? Apa saja yang dilakukan?)

5.      Availability
Aspek availability difokuskan kepada ketersediaan layanan. Jika sebuah bank menggelar layanan Internet Banking dan kemudian tidak dapat menyediakan layanan tersebut ketika dibutuhkan oleh nasabah, maka nasabah akan mempertanyakan keandalannya dan meninggalkan layanan tersebut. Bahkan dapat dimungkinkan nasabah akan pindah ke bank yang dapat memberikan layanan lebih baik. Serangan terhadap availability dikenal dengan istilah Denial of Service (DoS) attack. Sayangnya serangan seperti ini mudah dilakukan di Internet dikarenakan teknologi yang ada saat ini masih menggunakan IP (Internet Protocol) versi 4. Mekanisme pengamanan untuk menjaga ketersediaan layanan antara lain menggunakan backup sites, DoS filter, Intrusion Detection System (IDS), network monitoring, DisasterRecovery Plan (DRP), Business Process Resumption. Istilah-istilah ini memang sering membingungkan (dan menakutkan). Mereka adalah teknik dan mekanisme untuk meningkatkan keandalan.


6.         Metode Keamanan
Layanan ini menggunakan beberapa metode keamanan terkini seperti:
a. Penggunaan protokol Hyper Text Transfer Protokol Secure (HTTPS), yang membuat pengiriman data dari server ke ISP dan klien berupa data acak yang terenkripsi.
b. Penggunaan teknologi enkripsi Secure Socket Layer (SSL) 128 bit, dari Verisign. Dengan SSL inilah, transfer data yang terjadi harus melalui enkripsi SSL pada komunikasi tingkat socket.
c. Penggunaan user ID dan PIN untuk login ke layanan Internet Banking ini.
d. Penggunaan metode time out session, yang menyebabkan bila setelah 10 menit nasabah tidak melakukan aktivitas apapun, akses tidak berlaku lagi.
e. Penggunaan PIN untuk setiap aktivitas perbankan. PIN ini di-generate dari Token PIN.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP SIM,KOMPONEN FISIK SIM,KUALITAS INFORMASI (MODEL FISIK) KELOMPOK 3

SISTEM INFORMASI PT.SAMSUNG KELOMPOK 1

MODEL SISTEM UMUM PERUSAHAAN (MODEL NARATIF) KELOMPOK 4